nonton film

Sabtu, 11 November 2017

Dipuaskan Oleh 2 Cewek Horny

Dipuaskan Oleh 2 Cewek Horny





ceritaseksualiti.blogspot.com - Suatu hari, Leti menelepon saya. Dia cerita bahwa dia punya teman kost baru, dan cakep pula. Dia juga bilang kalau temannya itu juga sangat mirip dengan artis, yang namanya sudah terkenal. Dia janji mau mengenalkan saya ke dia. Maka kemudian saya dan Leti membuat suatu janji pertemuan di hari malam minggu.
Pada hari yang telah di janjikan, saya telah menyewa sebuah kamar, dan seperti yang telah direncanakan, Leti datang membawa seorang temannya yang bernama Yuli.
“Tok.. tok.. tok..!” beberapa kali saya dengar ketokan pintu, maka secara otomatis saya membukakan pintu.
Begitu pintu terbuka, terlihatlah Leti yang sedang tersenyum kepada saya, dan di belakangnya tampak temannya yang akan dikenalkan ke saya. Dan benar saja, temannya itu menang benar mirip sekali dengan artis ibukota yang Yuli ceritakan.
“Let, kenalin donk.. ini loh temen gue yang gue mau kenalin ke elu.” begitu ucap Leti sambil masuk ke kamar.
“Oh iya, gue Yuli.. dan elu sapa..?” sapanya ramah.
Saya sempat terdiam sewaktu Yuli menjulurkan tangannya, karena saya tidak habis pikir kalau cewek ini begitu cantiknya, dan saya harus dapat mencicipinya hari ini juga.
“Hmm, nama gue Wiko..” begitu saya sadar, langsung saya merespon dengan julurkan tangan.Hmm, kulitnya halus juga, pikir saya. Kalau dari yang saya lihat, Yuli ini sedikit lebih pendek dari Leti, tetapi dia mempunyai buah dada yang lebih besar daripada Vina. Kira-kira tingginya 160 cm, 45 kg, dan saya rasa ukuran dadanya 34C, soalnya dadanya besar sekali.
“Eh, loe berdua jangan diem gitu donk, kasih gue minum kek..!” tiba-tiba suara Leti memecahkan kesunyian yang ada.
“Oh iya, sori, tuh loe ambil aja deh di kulkas..!” jawab saya sekenanya.
“Gini..,” kata Leti. “Temen gue Yuli ini seorang janda anak satu, tapi loe pikir deh, umurnya baru 23 dan body-nya masih segini, ngga kecewa donk loe gue bawain yang kaya gini.” lanjut Leti lagi.
“Ah elu bisaan aja Let,” sahut Yuli dengan tersipu, sehingga tampaklah wajahnya yang sedikit memerah.
Aduh.., ini membuat saya jadi horny saja.
Tiba-tiba saja Yuli menarik Leti ke kamar mandi.
“Ikut gue bentar deh Let..!” kata Yuli.
Lalu Leti dengan terburu buru juga ikut dan sambil bicara kepada saya, “Dah loe tiduran aja dulu di ranjang, temen gue mau bilang sesuatu kali nih ke gue.”
Tidak lama mereka keluar dari kamar mandi.
“Eh sori yach tadi sempet bikin loe kaget.” kata Yuni
“Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya masih bingung.
“Emangnya kenapa sih tadi..?” saya masih bingung.
“Udah deh loe ngga usah tau, urusan perempuan kok barusan, yang penting sekarang loe santai aja di ranjang loe dan ikutin permainan gue.” timpalnya lagi.
“Wah-wah-wah, permainan apa lagi nih..?” pikir saya dalam hati.
Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Leti tersenyum nakal ke arah saya. Duh, saya jadi tambah horny saja deh.
“Sebelum gue kasih loe ijin, jangan sekali kali loe sentuh gue, ok..?” kata Yuli.
“Ok-ok deh..,” jawab saya meskipun saya masih agak bingung dengan arah permainannya.
Tiba-tiba saja Yuli langsung mendekati ke ranjang dan segera menciumi saya di bibir. Yach sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Lidah kami saling ‘bergerilya’, sedangkan saya hanya boleh telentang saja di ranjang. Kemudian ciuman Yulii turun ke leher saya, hm.. enaknya pikirku. Dijilatinnya leher saya, terus dia juga menjilati kuping saya.
Tanpa sadar saya mendesah, “Ahh, enak, Yul, terusin dong..!”
“Sekarang gue bukain baju loe, tapi inget..! Tangan loe tetep diam aja yach, jangan sentuh gue sebelum gue kasih ijin..!” sahutnya lagi.
“Aduh sengsara banget nih..! Masa mau ML tapi tangan gue ngga boleh megang-megang sih..!” pikir saya dalam hati.
Dengan cepet Yuli membuka baju saya dan langsung dilempar. Dengan sigapnya Yuli langsung bergerilya di dada saya, bagaikan seseorang yang lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Digigitnya kedua puting saya.
“Ahh, enak gigitan loe,” saya mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Leti duduk di samping saya sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.
Tanpa sadar tangan saya mencoba mencari buah dada Yuli untuk saya remas-remas. Eh tanpa saya duga, tiba-tiba saja tangan saya ditepis oleh Yuli dan Leti.
“Gue kan udah bilang, kalo belum gue kasih ijin jangan sentuh gue..!” kata Yuli.
“Iya, loe tuh gimana sih..?” kata Leti, “Ikutin donk permainannya Yuli .!” lanjut Leti.
“Yach habis gimana donk..? Namanya juga reflek..!” timpal saya sambil mendesah dan agak kecewa.
“Pokoknya loe sabar deh..!” kata Yuli sambil membuka celana saya.
“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Yuli sambil bergumam sendiri.
“Loe tau aja kesukaan gue..!” kata Yuli, “Dan loe seksi banget dengan CD warna gini, bikin gue horny juga tau..!” kalimat Yuli yang terakhir sebelum dia mulai ber-‘karaoke’.
“Oohh, enak, sedot lagi donk yang kuat Yul..!” kata saya sambil mendesah.
Kurang lebih 5 menit Yuli telah ber-‘karaoke’ terhadap penis saya. Kemudian Yuli dengan sigapnya melepas seluruh baju, celana dan pakaian dalamnya.
“Nah, sekarang loe baru boleh sentuh gue..!” kata Yuli.
Maka karena dari tadi saya sudah menahan mau nyentuh dia tapi tidak boleh, maka kesempatan ini tidak saya sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Yuli di ranjang dan gantian saya ciumi bibirnya, dan Yuli juga membalasya dengan tidak kalah ganasnya. Kemudian saya turuni ciuman saya ke daerah lehernya. Hmm, lehernya yang bersih itu saya ciumi dan saya jilati. Samar-samar saya mendengar Yuli mulai mendesah.
Kali ini saya turun ke buah dadanya, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun putingnya Yuli
Dan Yulii kemudian bicara, “Ayo donk isepin puting gue, please..!”
“Wah ini saatnya balas dendam nih..!” pikir saya dalam hati.
“Hah..? Loe minta diisepin puting loe, sabar yach sebelum gue mood, gue ngga bakal isep puting loe..!” jawab saya sambil tersenyum.
Saya lihat Leti juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah.
Tidak lama setelah saya memainkan buah dadanya, saya turun ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Yuli yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vagina Yuli
“Ohh.., ohh.., enakk..! Terusin donk Sayang..!” sahut Yulii sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
“Sayang, aku mau keluar,” lirih Yuli.
Dan tiba-tiba saja cairan vagina Yuli keluar diiringin teriakan dari Yuli yang kemudian saya telan semua cairan vagina Santi.
“Duh Say, kamu kok hebat sih maenin memekku..?” tanya Yuli
Yang saya lakukan hanya tersenyum saja.
“Please donk, masukin punya kamu sekarang..!” pinta Yuli dengan memelas.
“Nanti dulu, puting kamu belum gue hisap..!” jawab saya.
Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencanganya secara bergantian, kiri dan kanan.
“Ahh, enakk Sayang, terusin..! Tambah kenceng donk..!” teriak Yuli
Hmm, mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny lagi, apalagi si ‘adik’ sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vaginanya.
“Shit..! Sempit banget nih memek..!” pikir saya dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga barang saya ke vaginanya.
“Gila bener Yul, barang loe enak dan sempit banget sih..?” jawab saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Santi yang sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Yulii yang terus mendesah dan teriak.
“Ahh terus Sayang, tambah cepet donk..!”
Dan sekilas di samping saya tampak Leti sedang meremas-remas buah dadanya sendiri.
“Sabar Let, akan tiba giliran loe, sekarang gue beresin dulu temen loe ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Yuli
Leti hanya dapat menganggukan kepala, soalnya dia tahu ini bagian dalam permainan yang mereka buat, jadi Leti juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan saya dan Yuli.
Tidak lama kemudian Yuli minta gantian posisi, kali ini dia mau di atas.
“Gue cepet keluar kalo di atas..!” katanya santai.
Kami pun berganti posisi. Berhubung Yuli tadi sudah keluar, maka kali ini ketika kami ‘main’ vagina Yuli sudah becek.
“Ahh.., enakk.., barang lo berasa banget sih..!” jawab Yuli sambil merem melek.
5 menit kemudian Yuli teriak, “Ahh.., gue keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
Tetapi saya kan belum keluar, wah tidak begini caranya nih. Ya sudah akhirnya saya gantian dengan gaya dogy.
Kali ini kembali Yuli menjerit, “Terusiin Sayang..!”
Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.
“Yul, mau keluarin dimana..?” tanya saya.
“Di muka gue aja.” jawabnya cepat.
Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Yuli.
Kemudian Yuli dengan cepat membersihkan penis saya, bahkan saya saja sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Dan saya tetep melihat Leti tetap meremas dadanya dan dia pun melihat saya dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti temannya.
“Let, ke kamar mandi dulu yuk, gue mau bersih-bersih nih..!” jawab saya sambil mengajak Leti.
Kemudian Leti dengan cepat menarik saya ke kamar mandi. Di kamar mandi kami saling membersihkan satu sama lain.
“Let, gue istirahat dulu yach, gue cape banget soalnya,” timpal saya dengan suara lemas tapi penuh dengan kebahagiaan.
“Ok deh, tapi jangan lama-lama yach, gue udah ngga tahan nih..!” jawab Leti sambil membersihkan penis saya.
Tidak lama kemudian Yuni masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, saya dan Leti kemudian keluar dari kamar mandi. Begitu sampai di ranjang, tiba-tiba saja Leti mencium saya dengan ganasnya. Secara otomatis pula saya membalasnya. Kemudian ciuman Leti mulai turun ke leher saya dan dada saya. Saya hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada saya diremas-remas oleh Leti dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
“Hmm.., barang loe bakal gue paksa berdiri lagi nih..!” kata Leti dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Leti segera mencium dan mengulum penis saya dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.
“Ahh.. ahh.. ahh.., enak Let..!” timpal saya.
Sekilas saya melihat Yuni baru keluar dari kamar mandi dan sedang memakai bajunya.
“Loe ngga mau ikutan lagi Yun..?” tanya saya.
“Ngga ah, gue lemes banget, gantian loe urus temen gue aja deh, gue mau istirahat dulu,” jawabnya santai.
Kemudian saya tidak mau kalah, segera saya raih buah dada Leti dan segera saya hisap. Saya mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, saya remas-remas juga dadanya.
“Ahh, yang kenceng Sayang..!” jawab Leti lirih.
Kurang lebih 5 menit saya memainkan dadanya, kemudian saya turun ke vaginanya. Tampaklah vagina Leti ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.
“Hmm.., udah basah loe Let, dah ngga tahan yach..?” kata saya sambil tersenyum.
Leti hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian saya mendekatkan mulut saya ke depan vagina Leti, dan langsung saya hisap dan saya jilat vaginanya.
“Ohh.., ohh.., teruss..! Enak..!” itulah suara yang terdengar dari mulut Leti.
Setelah 10 menit saya memainkan vaginanya, saya ingin melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera saya memasukkan penis saya ke dalam vagina Leti.
“Hmm, pelan-pelan yach..!” jawab Leti.
Saya hanya tersenyum dan segera mencium Leti, dan dia pun membalasnya dengan penuh semangat.
Bless, seluruh penis saya kini berada di dalam vagina Leti Dan tanpa dikomando lagi saya segera bergerak diikuti goyangan pinggul Leti. Tanpa sadar Leti memeluk saya begitu eratnya dan saya memperhatikan wajah Leti yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Leti ingin berganti posisi.
“Eh, gantian dogy yuk..!” pinta Leti.
Ya sudah, saya turuti saja kemauan Leti.
“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena vagina Leti sudah basah dan menurut saya Leti tidak lama lagi akan keluar.
Dan benar saja dugaan saya, tiba-tiba saja Leti teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., gue keluar..!”
Kemudian Leti langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara penis saya masih tertancap dalam vagina Leti. Maka saya segera menggerakkan penis saya supaya saya juga dapat keluar. Tidak lama saya terasa bahwa saya ingin keluar.
“Keluarin di mana Let..?” tanya saya.
“Di dalam ajalah, biar loe enak..!” jawabnya dengan suara yang terbata-bata.
Lalu, “Crott, crott..!” penis saya segera mengeluarkan semburan spermanya.
“Ahh..!” saya bersuara dengan keras, “Enak banget..!” lanjut saya.
Kemudian saya langsung rebah di sebelah kanan Leti, sementara Yuli sedang tersenyum memperhatikan kami berdua.
“Wah-wah-wah, cape loe yach berdua..?” kata Yuli.
Saya yang sudah lemas hanya dapat tersenyum dan tiduran di samping Leti
Setelah istirahat beberapa menit, kemudian saya dan Leti ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu kami bertiga pulang ke rumah masing-masing dengan membawa kenangan indah bersama.

ceritaseksualiti.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox