nonton film

Senin, 30 Oktober 2017

Bercinta Di Kamar Mandi Rumah Sakit VIP

Bercinta Di Kamar Mandi Rumah Sakit VIP

Bercinta Di Kamar Mandi Rumah Sakit VIP


ceritaseksualiti.blogspot.com - Kali ini adalah kisah dua orang sahabat sejati ku yang bernama Darman dan Mardi, yang sama-sama kuliah disebuah Universitas terkenal di Bandung. Dua orang sahabat yang berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Darman pemuda berkulit putih dengan potongan tubuh pendek agak gemuk. Pemuda berusia 22 tahun ini adalah anak seorang tante girang janda kaya. Ibunya, Tante Mona adalah seorang pengusaha garment yang sukses. Ayahnya Tuan Sadewo, sudah meninggal setahun lalu akibat sakit yang di derita..

Sedangkan Mardi, pemuda berkulit hitam, dengan bentuk tubuh yang atletis, sedangkan kedua orang tuanya adalah seorang buruh tani di kampungnya Maka tak heran jika pemuda berusia 23 tahun ini harus berfikir keras untuk bisa melanjutkan kuliahnya di Bandung yang serba mahal. Apalagi Mardi hanya mengandalkan kiriman orang tuanya dari kampung yang tidak seberapa dan kadang-kadang terlambat. Untungnya Darman sahabatnya, tak segan-segan membantu jika lagi kesulitan dengan masalah keuangan.

Meskipun perbedaan diantara mereka cukup jauh, terutama dalam hal ekonomi, tetapi hal itu tak mengurangi keakraban mereka. Darman yang berasal dari kalangan elite tak pernah memandang rendah terhadap Mardi yang berasal dari keluarga miskin. Darman sering mengajak Mardi untuk main kerumah mewahnya yang terletak dilingkungan elite. Persahabatan mereka terus terjalin, meski Darman dan Mardi yang sama-sama pernah menaruh hati pada seorang gadis, Misty namanya. Walau akhirnya Misty lebih memilih Darman, Mardi cukup tahu diri. Dia dengan ikhlas dan berlapang dada menerimanya.

Dalam persahabatan mereka, banyak suka dan duka mereka lewati. Seperti suatu ketika Darman mau dipukul seseorang yang juga naksir sama pacarnya Misty, Mardi dengan gagah berani membantunya. Mardi yang memiliki keberanian dan ilmu bela diri yang dapat diandalkan dengan mudah mengusir orang itu. Membuat orang itu kapok dan tak berani lagi mengganggu sahabatnya lagi.


Sore itu Mardi sedang tidur-tiduran di kamar kostnya yang sempit dan pengap, seorang temannya datang mengabarkan kalau Darman mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak trotoar, bagian depan mobilnya ringsek dan kondisi sahabatnya sendiri cukup parah, terutama kedua kakinya yang terbentur stir mobil. Sebagai sahabat, Mardi bersama beberapa temannya segera mendatangi tempat kejadian dan membawa Darman kerumah sakit, sementara temannya membawa mobil Darman ke bengkel.

Karena luka yang dialami Darman cukup parah maka atas saran dokter, sahabatnya harus menjalani rawat inap. Mardi pun segera menghubungi Tante Mona, ibunya Darman kalau anaknya harus diopname. Berhubung Tante Mona masih berada diluar kota untuk urusan bisnisnya, maka Tante Mona meminta tolong Mardi supaya menjaga Darman dirumah sakit sebelum dia datang. Dia akan mengirimkan sejumlah uang ke ATM Nando untuk biaya selama perawatan.

Setelah tiga hari berada di UGD, Darman dipindahkan ke kamar. Maunya Mardi mencarikan Darman kamar VIP, tetapi karena sudah penuh terpaksa mencarikan kamar kelas satu yang ditempati oleh dua orang. Di kamar rumah sakit itu, Darman harus dirawat sekamar dengan seorang Pak Boim yang juga mengalami kecelakaan. Menurut Mbak Wini, istrinya, Mas Boim menabrak sebuah mobil karena mengendarai mobil dalam keadaan ngantuk berat. Dan yang membuat Mbak Wini kesal adalah saat kecelakaan, didalam mobil Mas Boim sedang bersama seorang gadis panggilan.

Tak terasa sudah tiga hari Mardi menunggu Darman sahabatnya yang sedang terbaring sakit di kamar itu. Dan persahabatannya dengan Mbak Wini juga semakin akrab dengan ku. Tak jarang Mbak Wini membikin segelas kopi untuk Mardi, begitupun Mardi sesekali memijit tubuh Mbak Wini kalau dia lagi pegal-pegal.

Dihari yang keempat Mardi merasakan matanya ngantuk sekali karena sudah tiga hari dia tidur baru menjelang dini hari. Diapun permisi sama Mbak Wini untuk pergi tidur. Mardi tidur dilantai beralaskan tikar. Tak lama berselang Mbak Wini menyusul tidur sekitar dua meter dari Mardi.

Disaat tengah malam, disaat semua penghuni kamar sudah tertidur pulas, Mardi terbangun. Samar-samar dia mendengar desahan-desahan yang berasal dari arah Mbak Windi tidur. Mardi memicingkan matanya, mengintip ke arah suara desahan itu. Mardi terkesiap melihat pemandangan disebelahnya. Dimana Mbak Wini yang tidur terlentang, dengan gaun tidur yang tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus, sedang menyusupkan tangannya ke balik celana dalamnya dan meraba-raba vaginanya sendiri.

Sesaat kemudian Mbak Wini melepaskan celana dalamnya, membuat Mardi semakin terkesima melihat bentuk vagina Mbak Wini yang indah, dihiasi bulu-bulu tipis. Mardi merasakan nafsu birahi mulai bangkit, batang kemaluannya mengeras. Mardi memiringkan tidurnya agar dapat melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan Mbak Wini selanjutnya.
Detik-detik selanjutnya, Mbak Wini kembali melanjutkan aktivitasnya. Tangannya meraba-raba bibir vaginanya yang merah merekah, sambil mulutnya tak berhenti mendesah. Pemandangan selanjutnya semakin membuat perasaan Mardi tak karuan. Dimana, Mbak Wini yang dengan sendirinya mencucuk-cucuk vaginanya sendiri dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

“Akkhh.. oohh.. oughhtt.. ouhh.. akhh..” desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Mbak Wini semakin keras, sampai suatu saat Mardi melihat tubuh Mbak Wini terhentak-hentak, pantatnya terangkat dan tubuhnya mengejang beberapa saat untuk kemudian terkulai lemas dan tertidur kembali. Rupanya Mbak Wini sudah mencapai orgasme, pikir Mardi dalam hati.

Mardi yang sedari tadi mengintip tak dapat membendung nafsu birahinya. Sesaat kemudian dia bangkit dari tidurnya lalu pergi ke kamar mandi yang ada disebelah kiri kamar. di kamar mandi Mardi menurunkan celananya dan mengocok-ngocok batang kemaluannya sendiri.

Saat Mardi tengah asyik mempermainkan kemaluannya sendiri, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Mardi sontak terkejut bukan main melihat Mbak Wini yang hanya mengenakan handuk yang dililitkan ditubuhnya, sudah berdiri dipintu kamar mandi yang terbuka. Saking terkejutnya Mardi tak sempat berbuat apa-apa. Tangannya masih menggenggam batang kemaluannya yang telah berdiri tegak. Apalagi Mbak Wini tengah memandang ke arah selangkangannya Mardi dengan mata melotot dengan memperhatikan penis Mardi.

“Ma.. maaf.. Mbak.. sa.. ssa.. yaa” suara Mardi terbata-bata saking terkejutnya, mukanya bersemu merah menahan malu karena dipergoki Mbak Wini sedang beronani.
“Nggak.. apa-apa.. aku yang salah,” sahut Mbak Wini pelan, membuat Mardi merasa sedikit tenang.
“Lanjutin aja Mardi,” imbuh Mbak Wini sambil tersenyum.

Dalam hatinya, Mardi menduga Mbak Wini akan segera keluar dari kamar mandi. Tapi dugaannya meleset seratus persen. Mbak Wini bukannya keluar dari kamar mandi. Sambil menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam, Mbak Wini langsung melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya, kemudian berjalan ke arah Mardi yang masih bengong tak percaya. Dengan tubuh yang telah telanjang bulat Mbak Wini berdiri tepat dihadapan Mardi.

Tanpa memperdulikan Mardi yang masih terbengong-bengong, Mbak Wini langsung memeluk tubuh pemuda itu.

“Ohh.. Sayang.. Mbak.. kesepian.. tolong puasin Mbak ya,” pinta Mbak Wini sambil membuka mulutnya dan dengan rakusnya dialangsung menyerang tubuh Mardi.

Menyambar bibir Mardi dan langsung melumatnya, sambil tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus batang kemaluan Mardi yang besar panjang dan berwarna hitam mengkilap. Mardi yang tengah dirasuki nafsu birahi membalas lumatan mulut Mbak Wini dengan pagutan yang tak kalah hebatnya.

Perlahan Mbak Wini menurunkan jilatannya keleher Mardi. Jilatan yang membuat Mardi merinding, dan mendongkrak saraf-saraf birahinya. Selanjutnya kecupan dan jilatan Mbak Wini merambat turun kedada Mardi.

“Oohh.. Mbak.. eenaakk.. akhh.. sstt..” erang Mardi saat Mbak Wini mengecupi buah dadanya dan menjilati puting susunya. Mulut Mbak Wini membuka dan mengatup mengecupi dada Mardi yang bidang.

Setelah puas mengecupi dada Mardi, Mbak Wini kemudian berlutut dilantai kamar mandi. Wajahnya menghadap keselangkangan Mardi. Mbak Wini langsung mendekatkan wajahnya keperut Mardi. Beberapa saat lidah Mbak Wini menari-nari diatas kulit
perut Mardi, kemudian turun kebatang kemaluan Mardi.

Batang kemaluan yang telah berdiri tegak mulai dijilatinya. Mbak Wini menusuk-nusuk lubang kencing Mardi dengan lidahnya. Membuat lubang kencing Mardi langsung memerah. Mardi pun sontak mendesah saat lidah Mbak Wini menyentuh saraf-saraf peka pada lubang kencingnya. Desahan yang membuat Mbak Wini semakin bersemangat meningkatkan serangan birahinya. Dengan buasnya Mbak Wini menjilati, menyedot dan mengulum batang kemaluan Mardi yang mengkilap dengan urat-urat kasar disekelilingnya. Buah pelir Mardi tak luput dari jilatannya.

“Oohh.. Mbakk.. nikk.. matt.. terus.. isseepp.. truuss.. Mbak,” desah Mardi

Gelombang nikmat yang datangnya bertubi-tubi, membuat Mardi merintih berusaha menahannya. Perlakuan Mbak Wini pada batang kemaluannya membuatnya serasa melayang kesorga kenikmatan. Dengan penuh nafsu, Mardi mengamati mulut Mbak Wini yang sedang menjilati dan mengulum kemaluannya, sambil mengelus-elus rambut istri Mas Boim itu.

Mbak Wini semakin ganas menjilati dan sesekali menggigit batang kemaluan Mardi ketika dia merasakan batang kemaluan itu semakin mengeras dan berkedut-kedut.

“Oohh.. akhh.. Mbaakk.. truuss.. nikk.. matt.. enak..” racau Mardi tak karuan.

Dan saat merasakan orgasmenya akan segera tiba, Mardi menjambak rambut Mbak Wini dan membenamkan kepala wanita itu diselangkangannya, sambil mendorong pantatnya maju mundur melawan gerakkan kepala Mbak Wini.

“Akhh.. Mbak.. ak.. uu.. mauu.. ke.. luarr.. oohh,” erang Mardi keras.

Sedetik kemudian sperma Mardi menyemprot dan tumpah didalam mulut Mbak Wini. Setiap semprotan spermanya ditandai dengan anggukan-anggukan batang kemaluannya. Tanpa rasa jijik sedikitpun Mbak Wini menelan seluruh sperma yang keluar dari kemaluan Mardi. Dan sambil tersenyum ke arah Mardi, Mbak Wini menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluan Mardi.

Dan Sekarang kita ganti posisi ya sayang, '' Mardi pun sekarang jongkok dan mengarhkan mulutnya ke arah kemaluan Mbak Wini dan di pandangnya dengan penuh gairah...''  di lihatnya vagina Mbak Wini yang memetah dengan bulu-bulu yang halus merebak di sela selaput kenikmatan vagina.

Namun sudah mempunyai anak namun vagina Mbak Wini sangat terawat dan bisa di lihat dari harumnya vagina Mbak Wini dan memiliki warna yang kemerahan,,, ''Mabk Wini ayo sayang jilatin vagina Mbak sayang,,,, ''pinta Mbak wini.

Dan Mardi pun segera melanjutkan aksinya dan di carinya kirotis kenikmatan vagina Mbak Wini dan di jilatini Mardin dan di kecup,,, '''ohhh...ohhh.. 'Akh... enak sayang ayo terus jilat sayang '' puasin Mbak hari ini,,,,,

Mardi yang sedang menjilati kemaluaan Mbak Wini sembari tangan kanannya yang kanan memainkan buah dada yang indah milik Mbak Wini dan Mardi harus memuji Mbak Wini dengan sudah berkeluarga dan memiliki anak pun masih tetap buah dada Mbak Wini masih sangat padat dan kenyal dan dengan puting yang yang memerah dan sudah mengeras,,, dan kini Mbak Wini semakin terangsang dan Kemaluan Mardi pun kini telah mengeras dan tanpa komando kini aku langsung meraih lutut Mabk Wini dan melebarkan selengkangannya yang masih duduk di atas Closet.

'' Dan Mardi pun langsung mencari lubang kemaluan Mbak Wini dan batang kemaluan Mardi yang panjang bulat besar dan hitam lengsung di tancapkan ke kemaluan Mbak Wini,,,''awww.. '' terdengar dari mulut mungil Mbak Wini, '' pelan sayang '' Sakit'' ,,penis kamu besar sekali dan sangat panjang,,, apakah muat di dalam vagina Mbak sayang,,,, ''rasangan vaginaku tidak muat dengan batang kemaluan kamu sayang,, ''ahhh... nikmat sekali sangat berisi sekali di dalam.

''Tahan ya Mbak ini gak akan sakit kok,'' ucap Mardi dengan nada yang terengah-engah karena Mardi sudah sangat terangsang dan sudah ingin sekali mengenjot dan memuaskan Mbak Wini,,, '' Mardi mencoba memasukan penisnya lebih dalam lagi di kemaluan Mbak Wini,,,, Blesss..... Mardi sukses memasukkan penisnya di dalam kemaluan Mbak Wini,,,, ''Gila kamu Mardi sayang .''punya Om saja masih separuhnya dibandingkan dengan penis kamu,,, Mbak bakal bisa sangat puas hari ini merasakan penis yang begitu besar dan panjang ini dan jika Mbak ingin melakukannya dengan kamu lagi Mardi mau kan'' ,,, ''mau kok Mbak Wini asalkan Mbak mau bisa bilang ke Mardi,,,, ''emmmm ,,,''makasih sayang terdengar dari mulut mungil Mbak Wini.

''Sayang,,,, ''enak sayang,,, ''Mardi memainkan kemaluannya dengan irama yang pelan dengan gerakan maju mundur,,, ''Ah,,,, emmmm,,, terdengar dari suara Mardi enak Mbak,,, '' namun Mbak Wini hanya menggigit mulut bawahnya,,, sambil menggerakkan penisku maju meundur Mardi pun meraih Toket Mbak wini dan mengulumnya dan sekali'' kali menggit kecil puting toket Mbak Wini... emmmm.... ah,,,, nikmt sayang,'' ayo teruskan jangan berhenti sayang,,,, emmmmm...

Mardi pun menambah gerakannya dengan cepat,, cloopp,,,, cloopp terdengar bunyi tancapan penisku di dalam kemaluan Mbak Wini dan Mardi sambil mehujam penisnya sambil mengulum toket Mbak Wini,,,, enak banget sayang ,,, Mbak sudah melayang di karena di tusuk oleh penis kamu sayang ayo sayang lebih cepat sayang tusuknya,,,, emmmm'' ahhhhhh''' eee'' nnnn'' akkkk'' sayang ....

Mardi pun tambah semangat dan gerakannya langsung di percepat,,,, yang terdengar pada saat itu adalah erangan nikmat yang keluar dari mulut Mbak Wini dan bunyi tusukan penisku di dalamk vagina Mbak Wini,, ahhhhh,,,, ohhhhh,,, cloppp,,, clopppp,,, '' enakkan Mbak Wini,, enn.... nn.. aak... terdengar jawaban yang keluar dari mulut Mbak Wini.......

'''Ehmmmmm,,, Sayang Mbak sudah ,,,,,, ahhh,,, ahhhh,,, Sudah mau keluar sayang,,, tusuk lebih cepat sayang,,,, Mbak Wini tunggu Mardi juga sudah mau keluar ,,,

''Ahhh,,, emmm,, cloppp,, cloppp Mardi dengan semangatnya mempercepat gerakannya dan membuat Mbak Wini semakin merangsang dan hampir mencapai klimaks,,,, emmmm ''Mbak sudah tidak tahan lagi sayang kamu memang sangat kuat dalam memuaskan Mbak sayang,,, ''Mbak semakin sayang dengan kamu,,,, ohhhh... emmmm,,, maaf ,,, ''sayang Mbak sudah mau keluar ni ahhhhhh....''''emmmmm nikmat sekali sayang ,,, '' dan sangat terasa hangatnya cairan kemaluan yang terasa di batang kemaluan Mardi,,'' akhirnya Mardi memenangkan permainan ini dan Mardi yang masih belum keluar dan terus mengerkakan pantatnya maju meundur dan terus menusuk kemaluan Mbak Wini,,,, ''sayang jangan keluarin di dalam ya sayang nanti kalau pejunya sudah mau keluar di cabut ya sayang ,,,,''' Mbak pingin merasakan peju kamu sayang,,,,,,

''Mardi ow,,,, nikmat sekali Mbak dan perjakaku kini kuberikan kepada Mbak Wini ,,,, dan Dirman juga sudah mau keluar Mbak,,,, ''sayang di cabut saja ya.... ''Mardi segera mencabut penisnya dan langsung mengarahkan di mulut mungil mbak Wini dan Mbak Wini langsung mengulum kemaluan Mardi dan di kocoknya di dalam mulutnya dengan ganas,,,,

''Mbak Mardi sudah gak tahan ni Mbak,,,, sudah mau keluar ,,,, ahhhh,,, ahhhh ''erangan Mardi yang sudah hampir melepadkan pejunya di dalam mulut Mbak Wini,,,,, ahhhhh,,,,, terus mbak kocok lebih cepat dan sedot terus Mbak...... ''Croottt,,,crotttt, crotttt,,,, dan Mardi menyemprotkan pejunya di delam mulut mungil Mbak Wini dan sungguh banyak cairan yang telah di semprotkan di dalam mulut mungilnya dan terasa penuh di dalam mulutnya dan sampai tumpah dan mengalir di dagu sampai toketnya dan Mbak Wini langsung menggunakan tangannya mengambil sisa puju Mardi yang mengalir dan di jilati sampai bersih dan dengan mata merem melek Mbak Wini menyicipi peju Mardi,,,, emmmm,,,, '' sayang terimakasih ya kamu sudab puasin Mbak dan sekaligus terimakasih juga karena kamu sudah memberikan perjaka kamu untuk Mbak,,,,

Dan itulah kisah Mardi yang dimana sahabatnya yang tengah mengalami kecelakaan atau musibah dan Mardi yang mendapatkan kebahagiaan dan mendapatkan kesempatan yang tidak pernah terlupakan bercinta dengan Mbak Wini yang sangat seksi yang memiliki bagian tubuh yang masih terawat dengan baik bak seorang gadis,,,,,,

Dari percintaan Mardi dengan Mbak Wini di kamar mandi itu dan setelah Dirman dan Om Boim keluar dari rumah sakit kami sering jumpa di apartemen milik Mbak Wini dan kami sering bercinta di setiap minggu dengan Mbak Wini dan kini Mardi juga sering mendapatkan uang tambahan dari Mbak Wini.

ceritaseksualiti.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox