nonton film

Selasa, 07 November 2017

Bercinta Dengan Janda Kampung yang Sudah 2 Tahun Menjanda

Bercinta Dengan Janda Kampung yang Sudah 2 Tahun Menjanda

ceritaseksualiti.blogspot.com  - Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah. Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar. 


Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.
Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.
Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.
Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.
“Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
“Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Yuni.
Ternyata Yuniadalah janda kampung tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan pada 3 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Yuni tetap menjanda. Yuni sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Yuni mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Yuni yang mulai merebahkan diri.
Tampak rambut Yuni yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Yuni berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Yuni tetap lelap dalam tidurnya.
Pikiranku menerawang, teringat aku akan Siska, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Siska ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku.
Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ‘selesai’ bergumul dengan Siska. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.
Aku mencoba meraba buah dada Yuni yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai Bra di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Yuni terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Yuni si janda yang sangat seksi dan bohaiini tetap tertidur.
Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Yuni yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Yuni yang montok itu. Terasa Yuni bergerak di bawah himpitanku, Ehmmmm,,,, mas apain Yuni,,,,,dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit.
Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Yuni si janda kampung yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.
Setalah aku yakin Yuni tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Yuni sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Yuni yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.
Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Yuni agak menggerakkan bokongnya, ehmmm,,, nikmat mas oh....... pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu,,, ayo terus mas jilatin sepuas mas dan malam ini Yuni milik mas.....
Yuni kini membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya janda cantik dan bohai ini mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.
Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Yuni melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.
Mata Yuni tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat. Wow,,, besar sekali penis mas,,,,, dan sagat bulat lagi,,, ehmmm sunguh enak jika Yuni lumat di dalam mulut mungil Yuni,,,,
Kutarik kepala Yuni agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Yuni tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Ehmmmm,,,, nikmat sekali mas dan baru kali ini Yuni merasakan kenikmatan penis dari lelaki ouwhh..... Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku dan tampaknya Yuni sangat lihai dalam mempermainkan kemaluanku,
Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Yuni. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Yuni, yang membuatnya menggelinjang, Ehmmm.... issss,,, mas ayo donk masukin mas,,,yuni sudah basah ni mas ,,,, ehmm,,,, saat aku rasakan kemaluan Yuni mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.
Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Yuni, dan kudorong Yuni hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Yuni mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan.
Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Yuni, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.
Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Yuni yang seksi dan bohai ini walaupun sudah janda tapi Yuni sangat pandai merawat kemaluannya dan kemaluannya juga masih sangat sempit. Terasa agak seret majunya, karena Yuni telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Yuni dan akhirnya Blessss,,,, Ah,,, mas sakit mas,,,, ehmmmm
Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Yuni, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Yuni mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, owhhh,,,, emmmm,,,, erang Yuni di telingaku,,, menghunjam ke dalam liang kemaluan Yuni.
Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Yuni sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis.
Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Yuni yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, dan terdengar suara plok,,, plok,,,,kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Yuni yang makin membasah.
Tidak terasa, Yuni terdengar mendasah dasah, mas Yuni sudah mau keluar mas ,,, owww.... ahhh,, ah,,, terus ms goyang lebih kencang mas,,, ahhh,,,, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Yuni, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat.
Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Yuni, Ah,,,, emm,, dan Cairan kenikmatan Yuni pun sudah keluar dari liang kenikmatannya dan terasa sangat hangat di penisku,,,,,, enak mas em,,,,, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Yuni dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Yuni dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu dan Crottt... crottt,,, akhirnya spermaku ku semburkan kedalam lubang kenikatan Yuni.
Terasa badan Yuni melamas, Mas Yuni capek mas,,,, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku.
Sambil memeluk tubuh Yuni si janda kampung yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Yun, terima kasih ya kamu sudah memberiku kenikmatan di malam ini dan aku sangat puas dengan permainan kita walaupun kita bercinta di tempat yang sempit ini,,,
"Ya,,, mas dan saya juga sangat puas mas dan rasanya saya sangat senang karena sudah sejak dua tahun Yuni tidak pernah di goyang oleh penis lelaki mas.... ''dan Yuni sangat teransang ketika mulut mas mengulum puting dadku ini,,,, dan akhirnya Yuni pun tak sanggup untuk menahan birahi ini,,,,, ahhhhh,,,, enak sekali ku rasakan sayang,,,,, dan lain kali jika mas ingin goyang vagina Yuni dengan penis mas yang besar mas boleh datang dan menginap di sini ya,,,,, lanjut Yuni si janda kampung yang cantik dan bohai ini.
"dan aku pun mengiyakan permintaan Yuni,,, ''Ia sayang aku masu kok jika Yuni mau dan bersiap untuk di puaskan oleh mas,,,,, Terimakasih sayang dan Yuni pun mengecup bibir ku dan terus memelukku.

ceritaseksualiti.blogspot.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox